Jumat, 22 Agustus 2014

Makalah Rokok



MAKALAH ROKOK

 
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Manusia  memiliki  berbagai  macam  kebiasaan.  Mulai  dari  berolahraga, membaca, menulis,  mengarang,  dan  sebagainya.Di antara sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah satu kebiasaan manusia yang sangat  merugikan  bagi  kesehatan  mereka.Anehnya, kebiasaan yang tidak baik ini sering dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok. Merokok  sendiri  bukanlah  hal   yang  dianggap  tabu  oleh  masyarakat  kita,meskipun yang melakukannya  adalah   anak   yang   masih    duduk    di   bangku   sekolah.  Hal   ini   sangat memprihatinkan, karena sebagaimana  kita ketahui bahwa di dalam rokok terdapat banyak zat beracun yang nantinya akan mengganggu kesehatan tubuh kita.
Untuk itu dengan dibuatnya karya ilmiahini diharapkan warga masyarakat dapat sadar dan  segera  meninggalkan   atau   mengurangi   kebiasaan   mereka   yang  tidak  baik.Karena bagaimanapun  juga  dampak   rokok   bagi    kesehatan   pelaku   ( perokok  aktif )    maupun  kesehatan  orang  yang terkena paparan  asap   rokok   perokok  aktif  (perokok  pasif)  sangat   besar,  karena  zat  beracun yang terkandung di dalamnya.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan   latar   belakang    yang   telah dikemukakan, penulis dapat merumuskan masalah  yang  akan di bahas dalam laporan karya ilmiah ini. Masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari rokok?
2.      Apa saja zat zat kimia yang terkandung dalam rokok ?
3.      Apa saja cirri-ciri remaja perokok ?
4.      Mengapa remaja mulai merokok ?
5.      Bagaimana dampak rokok Terhadap kesehatan ?
6.      Bagaimana cara pencegahan agar remaja berhenti merokok ?
7.      Apakah strategi yang harus dilakukan ?

C.    Tujuan penulisan
Ø  Untuk menyadarkan para remaja akan bahaya merokok
Ø  Agar para remaja tahu tentang bahan kimia yang ada di rokok
Ø  Untuk membiasakan para remaja jauh dari rokok

D.     Batasan masalah
 Agar pembahasan masalah lebih  terfokus penulis memberikan batasan yaitu:
Ø  Karya ilmiah ini di batasi oleh pokok bahasan bahaya merokok bagi remaja

E.    Metode
 Dalam menyusun karya ilmiah ini penulis menggunakan dua buah metode, yaitu metode internet dan metode bacaan.























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Arti & pengertian rokok
            Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita.  Merokok sudah menjadi kebiasaan   yang   sangat   umum   dan   meluas   di   masyarakat.  Bahaya  merokok  terhadap kesehatan tubuh telah diteliti  dan dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok   pun   sudah  diketahui  dengan  jelas.  Banyak  penelitian  membuktikan  kebiasaan merokok  meningkatkan  risiko  timbulnya  berbagai  penyakit  seperti  penyakit  jantung  dan gangguan pembuluh darah,kanker paru - paru,  kanker  rongga  mulut,  kanker laring,  kanker  osefagus, bronkhitis, tekanan darah  tinggi,  impotensi  serta gangguan  kehamilan  dan  cacat  pada   janin.  Pada  kenyataannya  kebiasaan  merokok  ini sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi  orang  yang  merokok  untuk mengalihkan diri dari  stress  dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan  diri  dari  kebiasaan  ini  dibandingkan  perokok  yang tidak memiliki latar belakang depresi.
Penelitian  terbaru  juga menunjukkan adanya bahaya dari seconhandsmoke yaitu asap rokok  yang  terhirup  oleh  orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok atau bisa  disebut  juga dengan  perokok  pasif.  Rokok  tidak  dapat  dipisahkan  dari  bahan  baku  pembuatannya  yakni  tembakau.  Di   Indonesia  tembakau  ditambah  cengkeh  dan  bahan – bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek.Selain kretek tembakau juga dapat  digunakan sebagai  rokok  linting,  rokok  putih,  cerutu, rokok pipa dan tambakau tanpa asap (tembakau kunyah).
Dari  hari  ke  hari  jumlah perokok kian bertamabah. Hal inilah yang nantinya akan membuat suatu malapetaka yang besar bagi kesehatan tubuh kita.

B.     Bahan-bahan kimia yang ada pada rokok
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok:
Ø  Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
Ø  Tar,  yang  terdiri  dari  lebih  dari  4000  bahan  kimia  yang mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
Ø  Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
Ø  Benzene,  juga  dikenal  sebagai  bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna.
Ø  Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
Ø  - Metanol   (alcohol   kayu),  alcohol  yang  paling  sederhana   yang   juga  dikenal sebagai metil alkohol.
Ø  Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan  hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
Ø  Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
Ø  Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
Ø  Hidrogen  sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
Ø  Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
Ø  Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil.

C. Ciri-ciri remaja perokok
Masa remaja yaitu masa di mana terjadinya kelabilan jiwa karena telah memasuki fase dari  anak-anak    menuju   fase   dewasa.   Pada   umumnya   masa   remaja   yaitu  antara 12-21  tahun. Pada perkembangan  manusia,  terdapat  tuntutan – tuntutan  psikologis yang harus dipenuhi,  jika tidak maka  akan  menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Remaja pun juga seperti itu, jika tuntutan itu tidak dipenuhi, maka  akan menimbulkan dampak yang signifikan dalam perkembangannya menuju kedewasaan.
Ciri-ciri khusus pada remaja antara lain :
Ø  pertumbuhan fisik yang sangat cepat
Ø  emosinya tidak strabil
Ø  cerkembangan seksual sangat menonjol
Ø  cara berfikirnya bersifat kausalitas ( hukum sebab akibat )
Ø  terikat erat dengan kelompoknya

Pada umumnya masa remaja dapat dibagi 2 periode, yaitu :
1.      Periode masa puber usia 12-18 tahun
a.       Masa prapubertas : peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Cirinya :
Ø  tidak suka diperlakukan seperti anak kecil
Ø  mulai bersikap kritis
b.      Masa pubertas 14-16 tahun : masa remaja awal, cirinya :
Ø  mulai cemas dengan perubahan fisiknya
Ø  memperhatikan penampilan
Ø  sikapnya tidak menentu/plin plan
Ø  suka berkelompolk dengan teman seumuran
c.       Masa akhir pubertas 17-18 th: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen, cirinya :
Ø  pertumbuhan fisik sudah mulai matang, tapi kedewasaan psikologisnya belum mencapai sepenuhnya
Ø  proses kedewasaan jasmani remaja putri lebih awal dari remaja putra
2.      Periode remaja adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja, cirinya :
Ø  perhatiannya tertutup kepada hal yang realistis
Ø  mulai menyadari kenyataan
Ø  sikapnya mulai jelas tentang hidup
Ø  mulai nampak bakat dan minatnya

D. Alasan remaja mulai merokok
1.      Para perokok biasanya  mulai   merokok sejak usia remaja. Bahkan ada beberapa yang sudah memulainya sejak kanak-kanak. Sebelum   memutuskan  apa yang akan dilakukan pada anak yang ketahuan merokok, sebaiknya  pahami dulu mengapa mereka memulainya. Dengan pemahaman,siapatahu malah  bisa  menghindari anak dari rokok sejak awal. Berikut beberapa alasan mengapa remaja/anak-anak mulai merokok:
a.       Sekadar coba-coba lalu ketagihan.
b.      Terbiasa melihat anggota  keluarga   dan   orang-orang  di sekelilingnya merokok, sehingga menganggap ini perbuatan normal.
2.      Diajak  teman.  Tekanan  teman  sebaya  yang  sudah mencobanya dan anak takut dianggap     tidak bergaul kalau tidak ikut merokok.
3.      Merasa rendah diri, dan merasa lebih asyik dengan merokok.
4.      Mengira   merokok   adalah   kegiatan   orang   orang   yang   sudah  dewasa, dan mereka ingin dianggap  sudah  besar.  Punya  pandangan  ini adalah tindakan pemberontakan terhadap orang tua.
5.      Menganggap   merokok  adalah  kegiatan  yang keren, seperti halnya para idola mereka seperti selebritas dan sebagainya.
6.      Terpengaruh  gencarnya iklan rokok yang masuk lewat film, media massa, poster, jadi  sponsor  kegiatan anak-anak muda seperti konser musik dan sebagainya.
7.      Tak  ada  yang  menegur  dan  mengingatkan ketika melihat anak kecil atau remaja merokok di  tempat umum.
8.      Murahnya harga rokok, bahkan anak dan remaja bisa mengeteng per batang.
9.      Tak cukup paham dampak rokok pada kesehatan diri sendiri dan orang sekitar.

E.     Dampak rokok
Saat ini, rokok telah  mulai  dikonsumsi  oleh para remaja bahkan juga anak-anak. Hal ini memunculkan  keprihatinan mengingat bahaya rokok bagi seseorang. Kenakalan remaja identik juga  dengan   remaja   yang  merokok.  Kebanyakan remaja nakal dan remaja yang suka tawuran adalah perokok.
Bahaya   rokok   terutama   adalah   bagi  kesehatan. Kita tahu bahwa rokok mengandung banyak sekali  racun   dan   nikotin   yang   pada   akhirnya   dapat  menyebabkan  penyakit, kanker paru, impotensi  dan  bahkan  serangan  jantung.  Semakin  dini  seseorang mengkonsumsi rokok maka semakin banyak racun yang terkumpul di tubuhnya. Hal  ini bisa menghambat pertumbuhan fisik atau menyebabkan serangan penyakit  pada masa dewasa atau masa tuanya. Padahal masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang penting.
Selain   kesehatan,   rokok   juga   berdampak kurang baik bagi perkembangan psikologis remaja. Rokok   identik   dengan  pergaulan remaja   yang   lebih   rentan  terhadap  kenakalan daripada pergaulan   remaja   tanpa   rokok.  Pergaulan   remaja  dengan rokok cenderung memberi remaja pemikiran   bahwa   rokok   bisa   menjadi   pelarian   akan  tiap masalah. Remaja kemudian akan merokok  ketika  mendapat  masalah  dalam hidupnya. Di dalam rokok memang mengandung zat yang  bisa   membuat   perokok   merasa   lebih   baik  namun tentunya hal ini juga menyebabkan kecanduan. Kecanduan akan rokok terbilang sulit untuk diatasi.
Pergaulan   remaja   dalam  lingkungan perokok juga dapat mengantarkan pada kenakalan remaja yang lebih  besar  lagi  yakni  penggunaan  obat terlarang dan pergaulan bebas. Menghisap rokok yang sebenarnya adalah obat  terlarang  bisa saja  dialami. Dengan demikian, remaja bisa dengan mudah masuk  dalam  pengaruh  obat terlarang dan mengalami kecanduan. Selain itu, rokok juga menyebabkan  remaja  menjadi  lebih boros  karena  harus mengeluarkan uang secara rutin untuk membeli  rokok.  Apalagi  jika  sudah  terkena  pergaulan  remaja   yang   negatif,  bisa-bisa anak berusaha mengambil harta orang tuanya.
Oleh  sebab  itu,  perkenalkanlah   sejak  dini  mengenai  bahaya rokok bagi remaja Anda. Hal ini setidaknya  membuat  remaja  berpikir  dua kali untuk menjadi kecanduan. Berikan nasihat untuk menghindari   pergaulan  dengan remaja perokok lainnya. Rokok memang membuat diri menjadi lebih enak untuk sementara namun dapat berdampak fatal nantinya.

F.     Upaya pencegahan
Sebagian  besar  perokok  yang  udah atau berniat untuk menghentikan kebiasaan merokok perlu menggunakan  cara  mereka  sendiri. Para perokok ringan, yang sangat berkeinginan untuk untuk menghentikan  kebiasaan  merokok,  akan  dapat berhasil dalam usaha mereka bila menggunakan cara mereka sendiri yang paling sesuai untuk mereka.
Setiap orang  yang  ingin   berhenti  merokok  memerlukan suatu cara yang sesuai untuk masing-masing. Hasil  studi   baru-baru   ini   di  Inggris menunjukkan bahwa 69% perokok dewasa ingin berhenti  merokok.  Nikotin  adalah  zat yang paling membuat orang ketagihan sehingga berhenti merokok  tidaklah  mudah  walaupun  motifasinya  amat tinggi. Perokok menyadari bahwa upaya awal  untuk  menghentikan  kebiasaan  merokok seringkali tidak berhasil sehingga perokok yang ingin  berhenti  harus  siap  untuk  melakukan usaha berkali kali. Upaya berulang kali ini penting artinya  karena   akan   berupa   intervensi  awal.  Setiap  orang  harus  mencoba  berbagai  teknik intervensi  untuk  menentukan  mana   yang  paling   sesuai,   dengan  menyadari bahwa mungkin diperlukan  tiga  sampai  empat  kali  percobaan  sebelum  menemukan   cara  yang sesuai. Harus dijelaskan kepada setiap perokok yang berupaya untuk  menghentikan kebiasaannya bahwa gagal sekali   dan  mengulangi  kembali  bukanlah  berarti  kegagalan  program, melainkan hanya suatu hambatan kecil menuju suatu langkah yang akhirnya menuju keberhasilan.
Model  tahapan   perubahan   dari   Prochaska  dan  DiClemente  penting bagi perokok yang jelas kurang  termotivasi  untuk  secara  aktif  melaksanakan  suatu  program  menghentikan kebiasaan merokok. Model ini, yang berawal dari praa-kontemplasi  ke  kontemplasi kemudian periaan dan akhirnya  tindakan,  mencakup   lingkup  yang  luas  dari posisi para perokok. Petugas kesehatan, penyuluh  kesehatan,  peraturan  perundang – undangan  dan  dukungan  sosial, perlu mendorong kemajuan  dari  satu  tahap  ke  tahap  berikutnya.  Walaupun  suatu   Intervensi  tidak   membuat perokok  berhasil  menghentikan  kebiasaan  merokok   sepenuhnya, mungkin saja ia sudah maju dari tahap  pra-kontemplasi  ke kontemplasi. Dengan intervensi berikutnya si perokok akan dapat maju  lebih  jauh lagi sampai ke persiapan dan akhirnya ke tindakan dan menghentikan kebiasaan merokok;  upaya  berulangkali  dengan  pelajaran yang diperoleh pada tiap tahap dan setiap tahap mengarah pada sasaran akhir yaitu berhenti sepenuhnya.
Pada  tahap  pre-kontemplasi  perokok  memerlukan   informasi,  pada  tahap persiapan dan tahap tindakan  perokok  perlu  menentukan  suatu  program  dan  menetapkan  tanggal  untuk  berhenti merokok.  Para  professional dalam bidang kesehatan perlu mengetahui tahap-tahap ini dan harus siap   melaksanakan   tindakan   yang   proaktif   dan  positif, pertama  untuk membuat si perokok meningkat  sampai  ke  tahap   tindakan,  kemudian   untuk  membantu   si  perokok agar berhasil menyelesaikan program menghentikan kebiasaan merokok.
Seringkali program menghentikan kebiasaan merokok mahal biayanya atau tidak dapat dijangkau oleh  sebagian  besar  penduduk.  Oleh karena  itu para petugas pemeliharaan kesehatan, keluarga dan  teman  menjadi  mekanisme  pendukung  bagi  sebagian  besar  perokok  yang ingin berhenti merokok.  program  umum  yang  dapat  direkomendasikan  oleh  para  profesional pemeliharaan kesehatan  tidak  memerlukan biaya atau tambahan, selain keinginan kuat dari para perokok serta keluarga dan teman-teman.

G. Strateginya adalah sebagai berikut:
Tetapkan hati untuk berhenti merokok, pelajari dan tetapkan motivasi tertentu dan keinginan untuk berhenti.
Bicara dengan seorang klinisi, bahas cara pengobatan dan strategi untuk mengatasi keinginan merokok kembali, maksimalkan kesempatan untuk berhasil.
Tetapkan hari untuk berhenti merokok, jangan berusaha mengurangi rokok secara bertahap, tetapi berhenti total setelah tanggal yang telah ditetapkan.
Singkirkan semua peralatan yang berkaitan dengan tembakau dan bersihkan semua pakaian dan mobil sebelum tanggal yang ditetapkan, segeralah berhenti merokok di rumah dan di dalam mobil, jangan pergi ke tempat-tempat yang menimbulkan godaan untuk merokok.
Jangan kuatir diet sampai sepenuhnya berhenti merokok.
Pastikan dan minta dukungan dari rekan sekerja, teman dan keluarga untuk mendorong upaya berhenti merokok dan terus berhenti.
Sebagai orang tua, sadarilah contoh yang Anda berikan kepada anak-anak.
Pelajari bagaimana menghindari atau mengatasi keadaan dan perilaku yang membuat Anda berhenti merokok.
Suatu gabungan antara sejumlah intervensi menghapus kebiasaan merokok dapat membawa hasil yang   baik.   Terapi  perilaku   rasa seringkali   tidak  dapat   mendorong    perhentian  kebiasaan merokok,  sehingga  pemakaian  obat  pengganti  nikotin atau terapi pemakaian obat-obatan non-nikotin  akan  lebih  membantu  bagi  si  perokok.  Karena perokok sudah ketagihan nikotin, obat pengganti nikotin berbentuk pil, "koyo" atau permen karet, akan memuaskan kebutuhan perokok atau  nikotin.  Terapi  dengan  pengganti nikotin telah terbukti dua kali lebih berhasil-guna dalam menghentikan  kebiasaan  merokok  disbanding  dengan  upaya  tanpa  cara itu. Bagi kebanyakan orang yang berhasil berhenti merokok, terapi dengan pengganti nikotin membuat mereka mampu mengatasi gejala  putus  obat  (gejala putus nikotin)  dan  membuat alat bantu psikologis maupun fisiologis  dalam  upaya  menghentikan  kebiasaan   merokok.   Terapi  farmakologis non-nikotin seperti bupropin, berfungsi melalui berbagai  cara  disbanding dengan pengganti nikotin dan juga telah   terbukti   dua  kali  lebih  berhasil  dalam  membantu  perokok  berhenti  merokok.  Terapi perilaku dapat membantu perokok mengatasi motivasi sosial untuk merokok.  Sebelum menjalani upaya  berhenti  merokok,  seorang  perokok  harus  menyadari  tentang  kemungkinan timbulnya gejala putus obat, berupa sifat lekas marah, ketidak-sabaran, sikap  bermusuhan, kecemasan, rasa tertekan, kesulitan berkonsentrasi,  sulit tidur dan bertambahnya nafsu makan dan kenaikan berat badan.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
         Rokok  merupakan  benda   yang  sudah  tak asing  lagi  bagi  kita. Merokok sudah menjadi kebiasaan  yang  sangat  umum  dan  meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan  banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas.  Para  perokok  biasanya mulai merokok sejak usia remaja. Bahkan ada beberapa  yang  sudah  memulainya sejak kanak-kanak. Sebelum memutuskan apa yang akan dilakukan  pada  anak  yang   ketahuan    merokok,    sebaiknya    pahami   dulu mengapa mereka memulainya.   Dengan   pemahaman,  siapa  tahu  malah bisa  menghindari anak dari rokok sejak awal.
Merokok dapat dicegah dengan berbagai upaya,seperti :
Tetapkan   hati   untuk   berhenti  merokok, pelajari dan tetapkan motivasi tertentu dan keinginan untuk   berhenti.,  bicara  dengan   seorang   klinisi,   bahas   cara   pengobatan  dan strategi untuk mengatasi keinginan merokok kembali, maksimalkan kesempatan untuk berhasil.
Tetapkan   hari   untuk   berhenti   merokok,  jangan berusaha mengurangi rokok secara bertahap, tetapi berhenti total setelah tanggal yang telah ditetapkan.

B.     Saran-saran
         Setelah  membaca  karya  ilmiah  ini,  semoga  remaja dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi   kesehatan   mereka   dan   segera   meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka   tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.
Sebaiknya pemerintah mengadakan seminar atau penyuluhan mengenai bahaya merokok agar para remaja terhindar dan sadar akan bahaya merokok.










DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, M.(1990).Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta : PT.Gramedia
Danusanto, H.(1991).Rokok dan Perokok. Jakarta:Aksara
Levy ,M.R. (1984).Lyfe and health.New York:Random House